KIMIA
ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
HEFTY JUWITA
(A1C117053)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.
Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2019
PERCOBAAN
2
I. JUDUL : KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH
II. HARI, TANGGAL : Kamis, 28 Februari 2019
III. TUJUAN : 1. Dapat memahami prinsip-prinsip dasar
dalam penentuan titik leleh senyawa murni
2. Dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penentuan titik leleh
suatu senyawa murni
3. Dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni
4. Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel
2. Dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penentuan titik leleh
suatu senyawa murni
3. Dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni
4. Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel
IV. LANDASAN TEORI
Termometer
sebagaimana yang kita ketahui merupakan alat yang lazim digunakan untuk
mengukur suhu baik suhu lingkungan, suhu zat maupun suhu tubuh. Termometer
terdiri atas pipa kapiler yang dilapisi material kaca dimana terdapat cairan
raksa didalamnya. Untuk mengetahui besaran nilai yang ditunjukkan oleh
termometer, seluruh dunia menggunakan skala suhu yaitu Celcius. Suhu terendah
adalah nol yang biasanya menunjukkan titik beku suatu zat, sedangkan suhu
tertingginya adalah 100 yang menunjukkan titik didih. Celcius diambil dari nama
penemunya yaitu Ander Celcius yang berhasil mempublikasikan sebuah buku yang
berjudul “Penemuan Skala Temperatur Celcius” pada tahun 1724. Isi buku tersebut
menjelaskan tentang metode kalibrasi termometer (Bethax, 2010).
Termometer
perlu diuji ketepatan pengukurannya agar memberikan hasil yang akurat pada
akhirnya ketika digunakan. Selain itu, juga perlu diperhatikan apakah
termometer yang akan digunakan masih layak untuk dipakai serta masih berfungsi
dengan baik dan bukan dalam keadaan yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi
seperti kaca yang telah pecah dan cairan didalam termometer yang telah kering.
Penggunaan dan penyimpanan termometer harus dilakukan dengan hati-hati untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada termometer (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).
Zat
padat memiliki gaya gravitasi dan gaya elektrostatik yang mengikat
molekul-molekulnya dalam bentuk kisi-kisi yang teratur. Jika zat padat
dipanaskan, maka akan terjadi kenaikan pada energi kinetik dari molekul-molekul
yang dimilikinya. Molekul tersebut akan bergetar dan pada akhirnya ikatan antar
molekul tersebut akan terputus seiring dengan perubahan suhu yang terjadi
(Tim Kimia Organik I, 2016).
Perubahan
dari padat menjadi cair disebut pelelehan atau peleburan. Titik leleh atau
disebut juga melting point adalah suatu keadaan dimana terjadi kesetimbangan
antara fasa padat dan juga fasa cair yang diukur dalam tekanan 1 atm. Energi yang
dibutuhkan untuk melelehkan 1 mol zat padat disebut kalor peleburan molar,
energi ini biasanya dalam satuan KJ. Naftalen mempunyai tekanan uap yang cukup
tinggi untuk suatu padatan sehingga sering digunakan sebagai sampel murni dalam
penentuan titik leleh (Chang, 2004).
Titik
leleh suatu zat padat merupakan keadaan dimana fasanya berubah. Pelelehan
terjadi secara bertahap yang ditandai dengan adanya perbedaan suhu yang
menunjukkan tingkat kemurnian zat. Semakin besar selisih suhunya menandakan
bahwa kemurnian zat tersebut rendah begitupun sebaliknya. Banyak faktor-faktor
yang mendorong terjadinya reaksi pelelehan pada suatu zat padat.
Melakukan kontrol untuk mempercepat maupun memperlambat terjadinya perubahan
wujud tersebut juga perlu untuk dilakukan (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).
Panas
yang dibutuhkan untuk menaikan jarak antar atom atau jarak antar molekul dalam
kristal/zat padat sehingga memungkinkan terjadinya pelelehan disebut panas
peleburan. Jika suatu zat padat yang saling terikat memiliki gaya yang lemah
maka panas peleburannya pun akan lemah/rendah, sebaliknya apabila zat padat
memiliki gaya ikatan yang kuat maka panas peleburannya juga akan tinggi dan
titik lelehnya juga menjadi tinggi (Martin, 1990).
V. ALAT DAN BAHAN
5.1
ALAT
* Labu Erlenmeyer
*Termometer
* Sumbat gabus
* Bunsen
* Kasa
* Kaki tiga
* Pipa kapiler
* Stick
* Benang
* MPA (Melting Point Apparatus)
5.2
BAHAN
* Es batu
* Aquades
* Minyak
* Sampel murni (naftalena, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat, dan
maltosa)
VI. PROSEDUR KERJA
6.1. Kalibrasi Termometer
Labu Erlenmeyer
>> dibuat campuran bubuk es dan air didalamnya sehingga 2/5
bagian terisi
Termometer
>> dimasukkan kedalam erlenmeyer hingga ujungnya menyentuh
campuran es dan air
Sumbat Gabus
>> disumbat mulut erlenmeyer sehingga campuran terisolasi dari
udara luar
Termometer
>> dicatat batas bawah skala nya
>> diangkat
>> diulangi prosedur
Labu Erlenmeyer
>> dimasukkan aquades sehingga 2/5 bagian terisi
Termometer
>> dimasukkan kedalam erlenmeyer hingga tepat 1 cm diatas
permukaan air
Sumbat Gabus
>> disumbat mulut erlenmeyer
>> diusahakan termometer pada
posisi tegak/vertikal
Bunsen
>> dilakukan pemanasan
Termometer
>> dicatat suhu saat air mulai mendidih dan saat suhu konstan
>> diangkat
>> diulangi prosedur
6.2. Penentuan Titik Leleh
Pipa Kapiler
>> dibakar ujungnya sehingga tertutup
>> dimasukkan sampel zat murni atau campuran dari ujung yang
lain
Stick
>> dipadatkan sampel dalam pipa
Pipa Kapiler
>> diikatkan dengan termometer
menggunakan benang (bagian
ujung bawah termometer)
Erlenmeyer
>> diisi dengan air atau minyak
(tergantung tinggi titik leleh zat)
sampai 2/3 bagian
>> dimasukkan rangkaian pipa
kapiler dan termometer kedalam
Sumbat
>> ditutup mulut
erlenmeyer
Bunsen
>> dipanaskan perangkat alat
secara perlahan
Termometer
>> dicatat suhu saat tepat zat
meleleh hingga semua zat meleleh
>> diulangi prosedur sebanyak 2
kali untuk tiap sampel yang ada
>> ditentukan titik leleh campuran dua senyawa dengan proporsi
1:1, 1:3, dan 3:1 menggunakan
prosedur yang sama
>> digambarkan titik autentiknya pada kertas milimeter block
(kertas grafik)
6.3. Demonstrasi Titik Leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
Pipa Kapiler
>> dimasukkan sampel yang akan ditentukan titik lelehnya
>> ditempatkan pada alat
>> diletakkan pada lubang yang berada ditengah
>> diisi dua lubang lain dengan pipa kapiler kosong
MPA
>> dihubungkan dengan tombol listrik dan dinyalakan
>> diatur variabel suhu agar naik secara konstan dengan kecepatan
tertentu
>> diamati dari lubang kecil disisi
>> diperhatikan variabel suhu saat zat mulai meleleh
Video
Pertanyaan :
1. Mengapa pada saat kalibrasi termometer
merupakan hal yang salah jika memegang langsung termometernya berdasarkan video
diatas ?
2. Mengapa air dan es batu digunakan dalam
proses pengkalibrasian termometer seperti dalam video tersebut ?
3. Bagaimana cara mengkalibrasi termometer
yang benar berdasarkan video diatas ?
Saya ika ermayanti nim 31 disini saya akan menjawab pertanyaan nomor 3.caranya pertama, siapkan termometer yang akan dikalibbrasi (termometer telah diberi benang)
BalasHapusKedua, siapkan statif
Ketiga, siapkan wadah yang berisi air dan es
Keempat, masukkan termometer kedalam wadah sambil di gantung pada statif, jangan dipegang langsung. Lihat suhu, jika sudah 0oC maka kalibrasi telah selesai
Saya Febry Aryanti Huta Uruk (A1C117073) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Menurut saya, hal tersebut dapat mempengaruhi proses pengkalibrasian termometer karena tangan memiliki panas yang akan ikut terukur pada skala termometer sehingga akan memberikan hasil yang salah/tidak akurat. Sebaiknya menggunakan alat bantu seperti penjepit misalnya atau menggunakan benang yg diikat pada ujung termometer tersebut lalu digantung.
BalasHapusSaya mirnawati dengan nim 13, saya akan menjawab permasalahan nomor 2.
BalasHapuses batu digunakan Karena ketika es meleleh, hasil percampuran antara es dan air memiliki suhu tepat 0.00OC dibawah tekanan atmosfer normal. Seperti yang kita tau bahwa kondisi dimana ketika suhu es dan air berada dalam kesetimbangan adalah titik leleh air. Titik leleh air secara internasional dikenal sebagai standar pengukuran acuan spesifik. Oleh karena itu air digunakan pada percobaan tersebut