Langsung ke konten utama

LAPORAN Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I



DISUSUN OLEH :
HEFTY JUWITA

(A1C117053)



DOSEN PENGAMPU :
 Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI 
2019



VII. DATA PENGAMATAN

7.1 Kalibrasi Termometer

NO.
PERLAKUAN
HASIL
1.
Dimasukkan termometer kedalam labu erlemeyer yang telah diisi dengan air dan batu es serta disumbat dengan penyumbat agar terisolasi dari udara luar.
Skala termometer tersebut turun ke 0 drajat celcius.
2.
Dimasukkan termometer kedalam labu erlenmeyer yang diisi aquades serta disumbat dan dilakukan pemanasan.
Skala termometer naik ke 100 drajat celcius, dimana suhu konstan.


7.2 Penentuan Titik Leleh

NO.
Campuran Dua Senyawa
Titik Leleh (°c)
1:1
1:0.5
1:2
Mulai
Tepat
Mulai
Tepat
Mulai
Tepat
1.
Naftalen –Glukosa
140 °c
162 °c
90 °c
128 °c
120 °c
160 °c
2.
Alfanaftol-As.benzoat
148 °c
170 °c
160 °c
175 °c
119 °c
165 °c
3.
Glukosa-Alfanaftol
145 °c
168 °c
150 °c
165 °c
145 °c
170 °c
4.
As.benzoat-Maltosa
160 °c
180 °c
148 °c
169 °c
100 °c
140 °c
5.
Maltosa-Naftalen
145 °c
175 °c
138 °c
155 °c
150 °c
180 °c


VIII. PEMBAHASAN
Setiap  instrumen (alat) ukur harus dalam keadaan baik ketika hendak digunakan, dimana alat tersebut harus diuji terlebih dahulu yaitu dengan melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Dalam percobaan ini dilakukan percobaan kalibrasi termometer. Dimana termometer harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Termometer merupakan suatu alat untuk mengukur suhu suatu larutan atau zat, baik dalam kondisi dingin, keadaan biasa dan panas. Fungsi kalibarasi ini bertujuan untuk menentukan kebenaran konversional nilai penunjukan alat ukur apakah sudah tepat sesuai dengan standar internasional, yaitu dimana diuji dengan mengukur skala atas dan bawah dari termometer.
Pada percobaan ini kami menggunakan termometer standar yaitu air raksa, dengan teknik kalibrasi yang digunakan memakai water bath. Informasi yang diberikan termometer sangat mempengaruhi dalam percobaaan dimana ketepatan dan keakuratan termometer sangat diperlukan dalam penentuan hasil pengukuran suatu objek. Kalibrasi ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi apakah termometer layak digunakan serta masih berfungsi dengan baik. Termometer biasa digunakan dalam menentukan titik leleh suatu zat. Titik leleh adalah suatu keadaan dimana zat padat berubah fasa dari padat menjadi fasa cair dengan pemanasan. Pengujian titik leleh ini bertujuan untuk menguji seberapa murni zat yang kita teliti. Dimana perbedaan suhu saat meleleh sampai semuanya meleleh sangat mempengaruhi tingkat kemurnian suatu zat. Dalam percobaan ini akan dilakukan pengkalibrasian termometer dan juga penentuan titik leleh senyawa organik dengan berbagai perbandingan proporsi sebagai berikut.

8.1 Kalibrasi Termometer
Percobaan kalibrasi termometer ini untuk menguji apakah termometer yang dipakai masih berfungsi dengan baik dan apakah digunakan sesuai dengan cara yang benar atau kaidah yang benar. Alat yang digunakan dalam mengukur suhu suatu larutan dikenal dengan termometer. Termometer sebelum digunakan tentunya harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan yang berguna untuk menentukan kebenaran konversional nilai penunjukkan alat ukur, agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi dalam mengukur. Dalam percobaan kalibrasi ini kami mengkalibrasi termometer raksa dengan batas atas 100°c dan batas bawah 0°c yang biasa digunakan praktikan dalam praktikum. Kami menggunakan batu es dan air panas untuk mengkalibrasinya karena titik didih air tepat 100°c dan titik bekunya 0°c dimana sesuai dengan skala atas dan bawah termometer yang kami gunakan.
Kami menggunakan campuran bubuk es dan air untuk mengukur skala bawah termometer. Erlenmeyer  yang berisi bubuk es dan air dimasukkan termometer kedalamnya, tetapi jangan sampai menyentuh dasar erlenmeyer karena akan mempengaruhi suhu termometer, tentu suhu yang diukur bukan hanya suhu larutan yang didalammnya tetapi juga suhu erlemeyer tentu akan ikut terukur sehingga membuat termometer tidak akurat. Penutup digunakan agar tidak terjadi terkontaminasi oleh suhu luar, dimana hal ini juga akan mempengaruhi ketepatan termometer dalam mengukur suhu. Kami memperoleh skala bawahnya 0°c.
Untuk mengukur batas atas kami melakukan langkah yang sama, hanya saja ditambah dengan pemanasan. Dimana erlenmeyer diisi air atau aquades lalu dipanaskan dan tak lupa termometer dimasukkan kedalamnya dan ditutup agar tidak terkontaminasi oleh suhu luar. Dan perlakuan yang sama dimana termometer tidak boleh menyentuh dasar erlenmeyer. Kami peroleh hasil yaitu suhunya naik ke skala atas yaitu 100°c dimana tepat suhunya konstan. Air memiliki titik didih 100°c dan titik beku 0°c, hal ini sesuai dengan suhu yang ditunjukkan oleh termometer. Sehingga dapat dikatakan bahwa termometer sudah sesuai dengan kaidah alat ukur standar.

8.2 Penentuan Titik Leleh
Pada percobaan selanjutnya yaitu penentuan titik leleh suatu larutan dimana kami menggunakan beberapa senyawa organik untuk diuji titik lelehnya dengan berbagai perbandingan proporsi. Titik leleh suatu zat padat menggambarkan keadaan dimana zat tersebut  pada suhu tertentu mulai berubah fasa dari keadaan padat menjadi gas. Perbedaan suhu suatu zat saat mulai meleleh sampai dengan meleleh seluruhnya menggambarkan tingkat kemurnian zat tersebut. Semakin kecil selisih suhunya mengindikasikan kemurnian zat tersebut tinggi dan sebaliknya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/). Titik leleh merupakan keadaan dimana suatu zat padat akan mengalami perubahan fasa dari padat menjadi cair tepat pada suhu tertentu.  Titik leleh ini dapat diuji dengan mengukur suhunya ketika tepat meleleh dimana alat yang digunakan adalah termometer. Pada uji titik leleh ini kami menggunakan beberapa sampel senyawa organik murni yaitu terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat,dan maltosa.
Kelima sampel ini memiliki perbedaan titik leleh. Kelima sampel tadi kami campur dalam berbagai proporsi yaitu 1:1 , 1:0.5 dan 1:2.
Pada campuran pertama yaitu campuran naftalen dan glukosa, dimana memiliki perbedaan titik leleh yang tinggi. Dua sampel dimasukkan kedalam pipa kapiler dengan perbandingan 1:1, lalu kami ikat dengan termometer yang berskala atas 250°c dan skala bawah 0°c. Disini kami memilih oil bath untuk pemanasannya, karena sesuai dengan tinggi titik leleh zat yang digunakan, dimana minyak memiliki titik didih sebesar 200°c. Lalu kami panaskan sehingga diperoleh suhu untuk titik leleh campuran pertama dengan perbandingan proposi 1:1 yaitu mulai meleleh pada suhu 140°c dan tepat semua sampelnya meleleh pada suhu 162°c. Untuk perbandingan proposi 1:0.5 dan 1:2 diperoleh hasil yaitu pada perbandingan proporsi 1:0.5 diperoleh suhu sampel mulai meleleh pada suhu 90°c dan tepat meleleh semua pada suhu 128°c, sedangkan untuk perbandingan proporsi 1:2 diperoleh suhu sampel mulai meleleh pada suhu 120°c dan tepat meleleh semua pada suhu 160°c.
Perlakuan yang sama juga dilakukan pada campuran yang kedua yaitu antara alfa-naftol dengan asam benzoat dengan perbandingan proporsi yang sama yaitu 1:1, 1:0.5, dan 1:2. Dimana hasil yang diperoleh yaitu untuk perbandingan proporsi 1:1 sampel mulai meleleh pada suhu 148°c dan tepat meleleh semua pada suhu 170°c. Untuk proporsi yang 1:0.5 hasil yang diperoleh yaitu sampel mulai meleleh pada suhu 160°c dan tepat semuanya meleleh pada suhu 175°c. Dan untuk perbandingan proporsi 1:2 diperoleh hasil sampel mulai meleleh pada suhu 119°c dan tepat semuanya meleleh pada suhu 165°c.
Pada pencampuran yang ketiga yaitu antara glukosa dan alfa-naftol dengan perbandingan proporsi yang sama diperoleh hasil yaitu 1:1 dimana sampel mulai meleleh pada suhu 145°c dan tepat semuanya meleleh pada suhu 168°c. Perbandingan proporsi 1:0.5 diperoleh suhu sampel mulai meleleh pada 150°c dan tepat semuanya meleleh pada suhu 165°c.  Dan proporsi yang 1:2 diperoleh sampel meleleh pada suhu 145°c sampai dengan meleleh semua pada suhu 170°c.
Pada pencampuran yang keempat yaitu antara asam banzoat dengan maltosa dimana dengan perbandingan proporsi yang sama dengan campuran yang sebelumnya yaitu pada perbandingan porposi 1:1 diperoleh suhu sampel tepat meleleh 160°c dan semua meleleh pada suhu 180°c. Pada perbandingan proporsi 1:0.5 diperoleh suhu sampel tepat mulai meleleh pada suhu 148°c dan semua meleleh pada suhu 169°c. Dan untuk perbanding proporsi 1:2 diperoleh suhu sampel mulai meleleh pada suhu 100°c dan semua meleleh pada suhu 140°c.
Pada pencampuran sampel terakhir yaitu antara maltosa dengan naftalen dengan perbandingan proporsi yang sama diperoleh hasil yaitu pada perbandingan 1:1 dimana suhu sampel mulai meleleh pada 145°c dan tepat semuanya meleleh pada suhu 175°c. Pada perbandingan proporsi 1:0.5 diperoleh suhu sampel mulai meleleh pada suhu 138°c dan tepat semuanya meleleh pada suhu 155°c, dan untuk proporsi 1:2 diperoleh suhu mulai meleleh pada 150°c dan tepat meleleh pada suhu 180°c.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulankan bahwa pada perbadingan proporsi 1:2 rentang suhu dari mulai meleleh sampai dengan meleleh itu sangat jauh berbeda dengan perbandingan proporsi 1:0.5 dan 1:1 dimana rentang suhunya ketika mulai dan tepat meleleh itu tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama yaitu pengaruh dua sampel yang dicampurkan dimana tentunya mempengaruhi titik lelehnya, dimana masing-masing sampel tersebut memiliki titik leleh yang berbeda seperti pada naftalen dengan glukosa dimana titik leleh glukosa lebih tinggi dibandingkan dengan naftalen. Dimana ketika sampel dicampurkan ketika dilakukan pemanasan untuk menguji titik lelehnya terjadi sebuah ikatan antar molekul didalamya sehingga saling berikatan yang membuat campuran tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk meleleh.
Perbedaan suhu suatu zat saat mulai meleleh sampai dengan meleleh seluruhnya menggambarkan tingkat kemurnian suatu zat, sehingga semakin lama suatu zat meleleh maka zat tersebut kurang kemurniannya, sebaliknya semakin cepat zat tersebut meleleh maka semakin murni pula zat tersebut.


IX. PERTANYAAN PASCA PRATIKUM

1. Jelaskan pengertian titik leleh dan titik autentik !
2. Apakah setiap zat mempunyai titik leleh ?
3. Bagaimana pengaruh fraksi atau persen suatu zat dalam campuran terhadap titik leleh ?
  
X.   KESIMPULAN
            Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu :
1. Prinsip dasar dari penentuan titik leleh suatu senyawa murni ditentukan dari pengamatan  
trayek lelehnya, dimulai saat terjadinya pelelehan sedikit, transisi padat-cair, sampai seluruh kristal mencair. Hal ini dilakukan terhadap sedikit kristal yang sudah digerus halus yang diletakkan dalam ujung bawah gelas kapiler, lalu dipanaskan secara merata dan perlahan


2. Kalibrasi termometer adalah untuk menguji kemampuan kerja termometer tersebut, apakah 
    termometer tersebut layak digunakan atau tidak 

3. Suatu senyawa murni memiliki titik leleh yang berbeda dengan senyawa yang tidak murni. Hal ini 
    dikarenakan adanya penyimpangan dari titik leleh menjadi senyawa murni 

4. Titik leleh yang diperoleh dari pencampuran zat-zat dari sampel setiap pencampurannya berbeda 
     semua dalam segala perbandingan

XI. DAFTAR PUSTAKA

Bethax. 2010. Kalibrasi Termometer. Yogyakarta : Rineka Cipta

Chang, Raymond. 2004. Fisika Dasar. Jakarta : Erlangga

http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/ diakses tanggal 26 Februari 2019

Martin, A, dkk. 1990. Farmasi Fisik. Jakarta : UI-Press

Tim Kimia Organik I. 2016. Penuntun Pratikum Kimia  Organik 1. Jambi : Universitas Jambi


XII. LAMPIRAN GAMBAR


Kalibrasi Termometer dengan Air dan Es



Pengujian Titik Leleh Campuran Senyawa




Sampel yang Telah Mencapai Titik Lelehnya




Pengikatan Sampel Pada Termometer




Kalibrasi Termometer dengan Water Bold

Komentar

  1. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Titik leleh adalah temperature di saat fase padat dan fase cair berada dalam kesetimbangan di bawah tekanan 1 atm.
    Titik autentik adalah titik leleh komposisi hanya pada suhu autentik (Sheila sagita, 09).

    BalasHapus
  2. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, yaitu tidak, hanya zat yang mengandung H2O yang mempunyai titik leleh. Monica (077)

    BalasHapus
  3. Saya agustri manda sari (A1C117035) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3 yang mana Fraksi atau persen sangat berpengaruh terhadap titik leleh zat campuran, perbandingan yang tidak sama dapat merubah suhu dimana zat akan meleleh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN Pembuatan Aseton

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I DISUSUN OLEH : HEFTY JUWITA (A1C117053) DOSEN PENGAMPU :  Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI   2019 VII. DATA PENGAMATAN 7.1    Sintesis Aseton dengan Kalium Permanganat No Perlakuan Hasil Pengamatan 1. 8 ml aquades ditambah dengan 26 ml 2-propanol dan 12 ml asam sulfat pekat. Larutannya larut, warnanya bening dan terasa panas dengan suhu ± 50 ˚C. 2. Larutan tadi dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan ditambah dengan 16 gram kristal KMnO4. Warna larutan berwarna ungu, seperti mendidih. Ketika didiamkan berubah warna menjadi coklat pekat. 3. Dimasukkan baru didih dan dilakukan destilasi pada suhu 75˚C – 80˚C. Didapatkan tetesan pertama

LAPORAN Reaksi-Reaksi Aldehida Dan Keton

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I DISUSUN OLEH : HEFTY JUWITA (A1C117053) DOSEN PENGAMPU :  Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI   2019 VII. DATA PENGAMATAN 7.1 Uji cermin kaca, Tollens No. Perlakuan Pengamatan 1. Dimasukkan pereaksi ke dalam 4 tabung reaksi 2. Diuji pada formalin, benzaldehid, aseton, sikloheksanon dengan menambahkan 2 tetes bahan tersebut. ·          Pada formalin ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens terbentuknya cermin kaca. ·          Pada benzaldehid ketika dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi pereaksi tollens tidak terjadi apa-apa dan tidak terbentuk cermin kaca. Lalu dipanaskan, setelah dilakukan pemanasan selama 5 me